Rabu, 14 September 2011

JURNALISME WARGA

Tanggal kuliah : 12 September 2011
Dosen :  Agus (Ketua Dewan Pers)


APA ITU JURNALISME WARGA?

Jurnalisme Warga, atau Citizen Journalism, merupakan aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga/masyarakat awam, oleh masyarakat yang tidak memiliki latar belakang keahlian atau pekerjaan di dunia jurnalistik. Aktivitas-aktivitas jurnalistik yang dilakukan adalah aktivitas-aktivitas yang serupa dalam kegiatan jurnalistik, seperti mengumpulkan, reportase, menganalisa, dan mempublikasikan berita maupun informasi. Berita-berita maupun informasi pada citizen journalism ini cenderung tidak disensor, sehingga kebebasan jurnalis sangat dijunjung tinggi. Berita dan informasi ini ditulis berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan, dan disaksikan oleh penulisnya sendiri tanpa rekayasa. Seperti kita ketahui kegiatan jurnalistik umumnya dilakukan oleh para pekerja jurnalistik yang berada dibawah atap nama perusahaan media. Seiring dengan reformasi pada bidang media maka bermunculan para penulis ataupun penggiat jurnalistik yang tidak bekerja untuk kepentingan bisnis media, dan umumnya dilakukan oleh masyarakat awam atau warga biasa. Inilah yang dimaksud dengan Jurnalisme Warga, atau dalam bahasa Inggris disebut Citizen Journalism.

Didukung oleh kemudahan akses dan perkembangan teknologi di Indonesia, hal itu memberikan stimulus pada masyarakat biasa untuk bisa bersuara dan berbagi informasi secara lebih cepat lewat melalui jurnalisme model ini. Berkembangnya jurnalisme warga membuat masyarakat mempunyai banyak alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal dari berbagai pihak. Namun begitu, kegiatan jurnalistik oleh warga ini ada baiknya menerapkan kode etik jurnalistik, yang mana telah menjadi acuan setiap kegiatan jurnalistik. Masyarakat pembaca pun bisa lebih terbebas dari disinformasi. 
  •  Jurnalisme yang menempatkan warga sebagai subyek
  • Warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses pencarian, pengolahan dan penyajian informasi
  • Setiap orang dapat menjadi informan sekaligus jurnalis
  • Warga tidak hanya menjadi penonton, namun menjadi peserta aktif dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.

MENGAPA HARUS JURNALISME WARGA?


  • Prinsip partisipatori dan emansipasi publik
  • Ruang media sebagai ruang publik deliberatif
  • Keterbatasan media menangkap berbagai realitas yang majemuk/penting/signifikans/khas/individual/lokal
  • Semakin banyak pilihan medium komunikasi dan interaksi bagi setiap orang
  • Teknologi informasi dan komunikasi bukan masalah
  • Masyarakat semakin familier dengan teknologi pendukung pencarian/perekaman/pengolahan/penyebaran informasi
  • Keterbatasan akses warga ke media
  • Ruang media sebagai ruang publik yang elitis
  • Pemilihan narasumber yang elitis
  • Pemilihan isu yang elitis
  • Masyarakat hanya sebagai penonton pasif, bukan pelaku peristiwa


AUTISME MEDIA
  • Media yang asyik dengan dirinya sendiri.
  • Menentukan skala prioritas pemberitaan pertama-tama berdasarkan agenda, nilai, orientasi dan keyakinannya sendiri, bukan berdasarkan minat, kepentingan dan kebutuhan pembaca
  • Media yang tidak benar-benar menyadari pelibatan publik dalam penentuan agenda setting media sebagai konsekuensi status ruang publik.

MEDIUM JURNALISME WARGA

  • Radio/Televisi melakukan interaksi interaktif dengan audience
  • Audience mengirimkan rekaman video / audio kepada media televisi/radio
  • Online media memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk memberikan komentar dan berinteraksi satu sama lain.
  • Blog, Twitter sebagai forum komunikasi, pertukaran informasi, dialog bahkan penyajian berita.

NILAI BERITA
  • Aktualitas
  • Akurasi
  • Keberimbangan
  • Relevansi
  • Signifikansi
  • Prominensi
  • Magnitude
  • Proksimitas
  • Kompetensi Sumber

KODE ETIK JURNALISTIK
  • Tidak Berprasangka
  • Mengandung Konfirmasi
  • Tidak Sarkastis, Sadistis, Pornografis
  • Menggunakan bahasa yang benar
  • Berdasarkan Fakta
  • Tidak beropini
  • Akurasi data, fakta, ilustrasi

DILEMA JURNALISME WARGA
  • Kecepatan vs Kelengkapan / Kedalaman
  • Partisipatory vs Esensi / Kualitas Jurnalistik
  • Ruang Privat vs Ruang Publik

KASUS-KASUS JURNALISME WARGA
  • Mayoritas adalah pemberitaan satu sisi, tidak berimbang, tidak ada konfirmasi dan cenderung menghakimi obyek berita.
  • Media online menggunakan prinsip follow up news, bahwa konfirmasi narasumber dapat ditunda pada berita selanjutnya.
  • Pelaku jurnalisme warga belum menguasai nilai-nilai berita, etika jurnalistik, prinsip ruang publik media
  • Pelaku jurnalisme warga bukan jurnalis atau tidak paham bagaimana jurnalis bekerja

APA YANG PERLU DILAKUKAN?
Pelaku jurnalisme warga harus memahami :
  • Media adalah ruang publik sosial dengan nilai-nilai baku (nilai berita dan kode etik jurnalistik)
  • Profesi jurnalis bukan profesi sembarangan yang dapat dilakukan secara serampangan.
  • Berita berbeda dengan informasi satu sisi, gosip, atau syakwasangka

JURNALISME WARGA PENTING DAN MENDESAK UNTUK DIPRAKTEKKAN NAMUN MUTLAK HARUS MEMENUHI ETIKA DAN KEHATI-HATIAN


PERLU DIBEDAKAN:


  • Jurnalisme online media : Memenuhi kode etik jurnalistik dalam penyampaian informasi
  • Ruang publik online : Lebih bersifat informal dan terbuka, sehingga publik bisa secara gamblang menyampaikan informasi secara langsung
  • Media Online : detik.com, vivanews, kompas.com, firstmedia dll
  • Ruang diskusi Online : twitter, blog, mailing list, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar