Rabu, 07 Desember 2011

IKLAN POLITIK

Tanggal kuliah :  5 Desember 2011
Dosen : Dr. Eko Harry Susanto

Iklan politik merupakan cara untuk mengemas pencitraan, publik figur dan kepribadian seorang kandidat yang berkompetisi dalam konteks Pemilihan Umum (Pemilu) kepada masyarakat luas yang akan memilihnya. Sehingga tujuan dari iklan politik adalah bagaimana membantu partai politik untuk dapat mengenal masyarakat lebih baik lagi baik masyarakat yang diwakili atau menjadi target dan kemudian mengembangkan berbagai isu politik yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.

Iklan politik merupakan variasi dari kebijakan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan seorang atau proyek politik dengan menggunakan model teknik pemasaran komersial sebagai mewakili seperangkat metode yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik atau dalam memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan propaganda.




Seperti halnya dengan iklan komersial, tujuan iklan politik tak lain adalah mempersuasi dan memotivasi pemilih untuk memilih kandidat tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut iklan politik tampil impresif dengan senantiasa mengedepankan informasi tentang siapa kandidat (menonjolkan nama dan wajah kandidat), apa yang telah kandidat lakukan (pengalaman dan track record kandidat, bagaimana posisinya terhadap isu-isu tertentu (issues posisition) dan kandidat mewakili siapa (group ties). Isi (content) Iklan politik senantiasa berisi pesan-pesan singkat tentang isu-isu yang diangkat (policy position), kualitas kepemimpinan (character), kinerja (track record-nya) dan pengalamannya. Iklan politik, sebagaimana dengan iklan produk komersial yang tak hanya memainkan kata-kata (word), tetapi juga, gambar, suara dan musik.

Iklan politik khususnya iklan audiovisual memainkan peranan strategis dalam political marketing. Nursal (2004: 256) mengutip Riset Falkowski & Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan iklan politik berguna untuk beberapa hal berikut:
1.                        Membentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap kandidat
2.                        Membantu para pemilih untuk terlepas dari ketidak-pastian pilihan karena mempunyai kecenderungan untuk memilih kontestan tertentu.
3.                        Alat untuk melakukan rekonfigurasi citra kontestan.
4.                        Mengarahkan minat untuk memilih kontestan tertentu
5.                        Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional
6.                        Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih terhadap kandidat dan even-even politik


Lebih jauh iklan politik juga berfungsi membentuk citra kandidat. Iklan sebagai bagian dari marketing politik adalah serangkaian aktivitas untuk menanamkan image politik di benak masyarakat dan meyakinkan publik mengenainya. Menurut Peteraf dan Shanley (1997) citra bukan sekadar masalah persepsi atau identifikasi saja, tetapi juga memerlukan pelekatan (attachment) suatu individu terhadap kelompok atau group. Pelekatan ini dapat dilakukan secara rasional maupun emosional. Image politik, menurut Herrop (1990), dapat mencerminkan tingkat kepercayaan dan kompetensi tertentu partai politik. Di sini, image politik didefinisikan sebagai konstruksi atas representasi dan persepsi masyarakat (publik) akan suatu partai politik atau individu mengenai semua hal yang terkait dengan aktivitas politik.

Selasa, 29 November 2011

BUILDING COSTUMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

Tanggal kuliah :  28 November 2011


Costumer Relationship Management atau kita kenal dengan manajemen hubungan pelanggan adalah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pascapenjualan dalam sebuah organisasi. CRM melingkupi semua aspek yang berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk di dalamnya adalah pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service).

Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. CRM bertujuan untuk menyediakan umpan balik yang lebih efektif dan integrasi yang lebih baik dengan pengendalian return on investment (ROI) di area ini.

Otomasi Tenaga Penjualan (Sales force automation/SFA), yang mulai tersedia pada pertengahan tahun 80-an adalah komponen pertama dariCRM. SFA membantu para sales representative untuk mengatur account dan track opportunities mereka, mengatur daftar kontak yang mereka miliki, mengatur jadwal kerja mereka, memberikan layanan training online yang dapat menjadi solusi untuk training jarak jauh, serta membangun dan mengawasi alur penjualan mereka, dan juga membantu mengoptimalkan penyampaian informasi dengan news sharing.SFA, pusat panggilan (bahasa inggris:call center) dan operasi lapangan otomatis ada dalam jalur yang sama dan masuk pasaran pada akhir tahun 90-an mulai bergabung dengan pasar menjadi CRM. Sama seperti ERP (bahasa Inggris:Enterprise Resource Planning), CRM adalah sistem yang sangat komprehensif dengan banyak sekali paket dan pilihan.

Merujuk kepada Glen Petersen, penulis buku "ROI: Building the CRM Business Case," sistem CRM yang paling sukses ditemukan dalam organisasi yang menyesuaikan model bisnisnya untuk profitabilitas, bukan hanya merancang ulang sistem informasinya.
CRM mencakup metoda dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola hubungan mereka dengan pelanggan. Informasi yang disimpan untuk setiap pelanggan dan calon pelanggan dianalisa dan digunakan untuk tujuan ini. Proses otomasi dalam CRM digunakan untuk menghasilkan personalisasi pemasaran otomatis berdasarkan informasi pelanggan yang tersimpan di dalam sistem.

Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
§                     Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
§                     Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
§                     Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
§                     Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
§                     Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
§                     Menangani keluhan/komplain pelanggan
§                     Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
§                     Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.


Customer relationship management adalah strategi tingkat korporasi, yang berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan pelanggan. Beberapa paket perangkat lunak telah tersedia dengan pendekatan yang berbeda-beda terhadap CRM. Bagaimanapun, CRM bukanlah teknologi itu sendiri, tapi ia adalah pendekatan holistik terhadap falsafah organisasi, yang menekankan hubungan yang erat dengan pelanggan. CRM mengurus filosofi organisasi pada semua tingkatan, termasuk kebijakan dan proses, customer service, pelatihan pegawai, pemasaran, dana manajemen sistem dan informasi.

Selasa, 22 November 2011

PERBEDAAN GENDER

Tanggal kuliah :  21 November 2011


Isu jender akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan, walaupun jender itu sendiri tidak jarang diartikan secara keliru. Jender adalah suatu istilah yang relatif masih baru. Menurut Shorwalter, wacana jender mulai ramai dibicarakan pada awal tahun 1977, ketika sekelompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama seperti patriarchal atau sexist, tetapi menggantinya dengan isu Jender (gender discourse). Sebelumnya istilah sex dan gender digunakan secara rancu.

Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Gender biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tepat bagi laki-laki dan perempuan. Gender tersebut digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati.

 Gender adalah konstruksi sosial untuk peran-peran, dan sifat-sifat maskulin dan feminim. Gender bukan menyangkut masalah biologis (seperti perbedaan organ tubuh dan sebagainya), tetapi masalah konstruksi sosial. Misalnya: anak laki-laki diberi baju berwarna biru, dan anak perempuan diberi baju berwarna pink.
Arti gender bukan diskriminasi, namun merupakan konstruksi social. Kata gender-lah yang membedakan dengan "jenis kelamin". Maksudnya, gender membedakan pria dan wanita berdasarkan peran-peran sosial, sedangkan jenis kelamin membedakan pria dan wanita berdasarkan ciri-ciri biologis, misalnya kalau perempuan tidak mempunyai jakun, sedangkan pria mempunyai jakun.



Namun saat ini mayoritas masyarakat Jakarta sudah mulai tidak memperdulikan perbedaan gender. Perbedaan gender ini sudah mulai di tinggalkan oleh masyarakat Jakarta karena budaya yang masuk bertubi-tubi. Seperti supir Trans Jakarta yang sekarang beberapa diantaranya adalah kaum perempuan, supir transjakarta yang seharusnya kaum pria sekarang sudah di rebut oleh kaum wanita. Zaman Globalisasi yang memotivasi kaum wanita untuk mengejar karier atau menambah penghasilan pribadi serta keluarga dengan maksud tertentu. Layaknya seorang pria, kaum wanita juga mencari pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan kaum lelaki.



Perbedaan pendapat di Kemukakan oleh warga Indonesia atas problema perbedaan gender tersebut. Ada yang menerima dengan alasan membantu ekonomi keluarga ataupun menolaknya karena kaum wanita yang seharusnya di rumah mencari pekerjaan yang seharusnya di tempatkan untuk kaum lelaki. Sebab-sebab tersebut memicu konflik yang sering terjadi di kehidupan rumah tangga. Seperti KDRT yang merebak di kalangan masyarakat awam ataupun di masyarakat borjuis. Jadi menurut saya perbedaan gender tersebut tidak perlu di besar-besarkan. Kalaupun harus di tanggapi kita harus menaggapinya dari sisi positifnya jangan selalu melihat dari sisi negatifnya saja. Itulah yang menyebabkan Perbedaan gender menjadi masalah sosial warga Indonesia.


Senin, 14 November 2011

PHOTOGRAPHY DIGITAL

Tanggal Kuliah :  14 November 2011
Dosen : Didit Anindita




Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis. Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.  Saat ini fotografi digital seperti telah menjadi puncak perkembangan fotografi. Dengan banyak keuntungannya, fotografi digital telah mencuri perhatian para pecinta fotografi. Salah satunya yaitu Bapak Didit Anindita, yang pada kelas Kapita Selekta kali ini menjelaskan mengenai istilah-istilah teknis apa saja yang terdapat di dalam digital photograpy.

Kamera digital merupakan kamera yang dalam proses bekerjanya menggunakan proses digital atau angka-angka (digit) pada bahasa komputer (0-1). Dalam menggunakan kamera digital, ada beberapa setting kamera yang penting diperhatikan, yaitu:
  • ISO :  Kepekaan kamera menangkap sinar (100, 200, 400, 800, 1600 dsb).
  • Shutter speed :  Lamanya waktu kamera menyerap sinar (1/8, 1/13, 1/56 dsb).
  • Diafragma / aperture lensa :  Besarnya sinar yang masuk ke kamera melalui lensa (4, 5.6, 8, 11 dsb).
  • Lensa fokus : Jarak dari kamera ke objek foto.
  • White balance : Untuk menentukan warna yang sebenarnya (putih, gray, real)
  • Image size :  Besarnya file yang dibentuk kamera → raw → tidak ada penurunan warna / size file utuh sesuai dengan yang diinginkan fotografer.
FORMAT

Format RAW : Format yang paling lengkap dan tanpa penurunan mutu gambar.
Pada format RAW yang baru dalam Photoshop disebut DNG (Digital Negative Spesification) dan diperkirakan merupakan format foto dimasa depan.

  • JPEG atau Joint Photographic Expert Group merupakan format yang efektif dan fleksibel walau tidak dapat mengakomodasi layer & chanel. Foto ini merupakan format yang baik untuk media cetak dan internet.
  • TIFF atau Tag Image File Format merupakan format penyimpanan yang membutuhkan kapasitas 9 MB.
  • PDF atau Portable Document Format merupakan format terbaik untuk mengekspor vektor photoshop dan digunakan secara luas dalam percetakan & web.
  • PSD atau Photoshop Document : Setiap program memiliki format file yang disukai pada format lainnya disebut dengan istilah native format (format asli).
IMAGE SIZE

  • Nearest Neighbour: Metode yang paling cepat namun menghasilkan kualitas yang rendah
  • Bilinear: Metode teknis untuk gambar yang banyak bermain dengan garis-garis
  • Bicubic: Metode standar dengan kualitas tinggi & terbaik untuk digunakan disegala kondisi atau gambar
  • Bicubic Smoother: Metode terbaik untuk memperbesar gambar
  • Bicubic Sharpter: metode terbaik untuk memperkecil gambar
BITS & BYTES

BIT adalah unit dasar dari computer. BYTE (Binary digit) terdiri dari 8 bit. BYTE adalah kombinasi dari 256 bit.








Selasa, 08 November 2011

CHALLENGES AND CHANGES IN MEDIA COMMUNICATIONS

Tanggal kuliah :  7 November 2011
Dosen : Bapak Widayatmoko


Globalisasi dalam bidang teknologi dan komunikasi menimbulkan perubahan yang cukup signifikan dalam budaya masyarakatnya. Globalisasi membawa kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi yang cukup baik di Indonesia. Dulu, komunikasi di indonesia masih sangat tradisional. Untuk bisa menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat lain, dibutuhkan waktu berhari-hari. Sebelum maraknya telepon selular dan internet, masyarakat Indonesia masih menggunakan jasa pengiriman surat. Namun, karena adanya globalisasi, kini informasi dapat kita peroleh dengan mudah dan cepat, misalnya dengan menggunakan email, chatting, social network dan media baru lainnya.


Namun, kemajuan teknologi tersebut membuat komunikasi dan budaya di Indonesia semakin mengalami kemunduran. Coba kita tengok anak-anak muda jaman sekarang. Hampir semua anak-anak remaja di Indonesia memiliki handphone. Dan kebutuhan akan handphone bagi remaja Indonesia sudah nyaris menjadi kebutuhan primer. Kemana saja tujuan mereka pasti tersimpan handphone di saku atau tasnya. Kadangkala mereka tidak menyimpannya, justru menggenggamnya dengan jempolnya ber-sms ria dengan temannya.



Belum lagi mereka yang menggunakan handphone yang sedang trend akhir-akhir ini. Yaitu handphone merk Black Berry atau lebih mudahnya disebut BB. Tiap menit BB mereka selalu berbunyi, baik mereka sedang di rumah maupun sedang berjalan-jalan bersama keluarga. Saking asyiknya membalas BBM dari temannya yang berada hitungan kilometer dari mereka, mereka tidak sadar kalau sedang mengabaikan acara bersama keluarganya. Ya, chatting berasa lebih seru ketimbang ngobrol bersama saudara. Alhasil hubungan mereka dengan keluarga mereka menjadi lebih renggang.
Itulah dampak dari kemajuan teknologi akibat globalisasi. Teknologi mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Seharusnya kita sebagai generasi muda Indonesia dapat memerhatikan dampak globalisasi lebih cermat. Mengikuti kemajuan teknologi tidaklah salah, tapi kita harus tetap menjaga etika dan budaya sebagai masyarakat Indonesia agar kita tidak terkena dampak negatif dari globalisasi. Jangan sampai kita ketinggalan zaman, tapi juga berikan perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Mari kita bangun generasi Indonesia yang maju dan berbudaya! 

Selasa, 01 November 2011

UNITED NATIONS FOR YOU

Tanggal Kuliah :  31 Oktober 2011

Dosen : Miss Mitra Salita dan Miss Elsa Ayu (UN4U)


United Nations atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB ) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945.  Sistem PBB berdasarkan lima organ utama (sebelumnya enam--Dewan Perwalian dihentikan operasinya pada tahun 1994, setelah kemerdekaan Palau, satu-satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa); Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Dewan Sosial (ECOSOC), Sekretariat, dan Mahkamah Internasional. Lima dari enam organ utama Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Markas Besar PBB berkedudukan di wilayah internasional di kota New York. Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag, sementara lembaga-lembaga besar lainnya berbasis di kantor PBB di Jenewa, Wina, dan Nairobi. Lembaga PBB lainnya tersebar di seluruh dunia. Instansi Sistem PBB lainnya yang menonjol termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). 
PBB bertujuan untuk:
·        Memelihara perdamaian dan keamanan antar bangsa
·        Menegakkan hak asasi manusia
·        Memberikan bantuan kemanusiaan
·        Mendukung pembangunan sosial dan ekonomi bangsa

Apa itu UN4U ( United Nations For You ) ?
Melalui United Nations Information Centre, PBB menggalakkan Kampanye UN4U (United Nation For You), yang diluncurkan pada tahun 2008. Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran di antara para anak muda mengenai kinerja PBB. Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan UN Day atau hari jadi PBB yang dirayakan setiap tanggal 24 Oktober. 
Dua perwakilan dari UN4U, Miss Mitra Salita dan Miss Elsa Ayu memberikan kuliah umum mengenai UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) atau Hukum Pengungsi Internasional. United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) adalah suatu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan perlindungan dan bantuan kepada pengungsi dunia. Berkantor pusat di Jenewa, Switzerland, organisasi ini telah didirikan oleh Majelis Umum PBB, sejak 14 December 1950
Pemerintah Indonesia adalah salah satu negara yang belum menandatangani Konvensi Jenewa tahun 1951 dan Protokol tahun 1967, dan peraturan hukum nasional untuk pencari suaka dan pengungsi di Indonesia belum ada.
Kantor Regional UNHCR di Jakarta bekerja erat dengan pemerintah Indonesia, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga-lembaga pemerintah didalam menjamin pencari suaka dan pengungsi di Indonesia agar tidak ditindak atau dikembalikan kenegara asalnya dan mendapatkan jalan untuk perlindungan Internasional.

UNHCR telah diberi mandat untuk memimpin dan mengkoordinasi langkah-langkah internasional dalam memberikan ‘perlindungan kepada pengungsi dan menyelesaikan permasalahan pengungsi. Tujuan utama adalah memberikan keamanan dan hak dari para pengungsi. Menjamin bahwa setiap orang berhak untuk mencari suaka dan mendapat tempat yang aman di negara lain, dengan pilihan kembali secara sukarela ke negaranya, lokal integrasi atau penempatan ke negara ke tiga.
Di Indonesia, pemerintah merujuk para pencari suaka kepada UNHCR untuk melaksanakan prosedur penentuan status pengungsi. Mereka itu akan diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan perlindungan Internasional oleh UNHCR dan diberikan izin tinggal di Indonesia oleh Pemerintah Indonesia sampai dengan mereka mendapatkan solusi berkelanjutan.

Selasa, 25 Oktober 2011

MEDIA PENYIARAN

Tanggal kuliah :  24 Oktober 2011
Dosen :  Bapak Paulus Widyanto


Perkembangan  teknologi komunikasi dan  informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya  akan  hak  untuk mengetahui  dan  hak  untuk memperoleh  informasi.  Informasi  telah  menjadi kebutuhan  pokok  bagi  masyarakat  dan  telah  menjadi komoditas  penting  dalam  kehidupan  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perkembangan  teknologi komunikasi dan  informasi tersebut  telah  membawa  aplikasi  terhadap  dunia penyiaran,  termasuk  penyiaran  di  Indonesia.  Penyiaran sebagai  penyalur  informasi  dan  pembentuk  pendapat umum, perannya makin sangat strategis, terutama dalam perkembangan demokrasi di negara kita. Penyiaran telah menjadi  salah  satu  sarana  berkomunikasi  bagi masyarakat,  lembaga  penyiaran,  dunia  bisnis,  dan pemerintah.


Seperti yang kita ketahui, media sebagai alat bantu atau sarana penyebaran informasi terdiri atas media cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi segala macam bentuk media yang memiliki unsur percetakan seperti koran, majalah, tabloid, dan lain sebagainya. Sedangkan media elektronik meliputi media yang menggunakan perangkat elektronik di dalamnya, seperti televisi, radio, komputer, dan juga internet.

Menurut  pembicara pada kelas kapita selekta kali ini, media elektronik sendiri memiliki anatomi yang terdiri atas 10 bagian, antara lain:

1. Lembaga / institusi penyiaran
Lembaga atau institusi sebuah media penyiaran dapat berupa perusahaan, holding, grup, yayasan, dan sebagainya. Lembaga penyiaran memiliki 3 jenis yaitu lembaga penyiaran publik, swasta dan komunitas.
2. Badan usaha
Badan usaha media dapat juga dikatakan sebagai perizinan. Perizinan berguna untuk menentukan apakah media penyiaran yang bersangkutan bersifat legal atau ilegal.
3. Kepemilikan
Media penyiaran haruslah dimiliki oleh sekelompok orang tertentu dengan aturan hukum yang sah.
4. Infrastruktur
Infrastruktur dari media penyiaran dapat berupa frekuensi, teknologi, gelombang elektromagnetik, satelit, kabel, dan lain-lain.
5. Konten / isi
Isi dari penyiaran sebuah media berupa informasi yang dapat berupa berita, hiburan, dan sebagainya. Isi dari sebuah media-lah yang akan menentukan karakteristik media itu sendiri.
6. Revenue / pendapatan
Pendapatan sebuah media penyiaran dapat dihasilkan melalui iklan dan sponsor. Semakin banyak iklan dan sponsor yang disiarkan, tentunya memberikan pendapatan yang tinggi.
7. Sumber daya manusia
Media penyiaran haruslah memiliki sumber daya manusia yang meliputi wartawan, reporter, redaktur, editor, dan lainnya.
8. Market / pasar
Pasar yang dimaksudkan dalam dunia penyiaran adalah area yang mencakup area global, nasional, regional, lokal dan komunitas.
9. Audiens
Audiens dari media penyiaran merupakan khalayak yang mengkonsumsi media tersebut. Audiens dari media penyiaran pun dikategorikan sesuai segmennya masing-masing.
10. Regulator
Regulator merupakan pengatur media penyiaran, di mana KPPU (Komisi Pengawasan Persaingan Usaha) berperan sebagai pengawas dari seluruh kegiatan media penyiaran.

Melihat adanya anatomi dalam media penyiaran, maka diperlukan UU Penyiaran yang berfungsi untuk mengatur infrastruktur media tersebut. Selain itu, UU Penyiaran berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak berkenan seperti adanya SARA dan monopoli pasar. Oleh karena itu, UU Penyiaran harus terus diperbaharui mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Selasa, 04 Oktober 2011

MEDIA MASSA & BUDAYA MASSA





Tanggal kuliah :  3 Oktober 2011




Dosen :  Aminah Swarna




Dewasa ini, media massa sangat mempengaruhi khalayaknya melalui pesan-pesan yang disebarluaskan secara besar-besaran. Pengaruh yang dialami oleh para pengkonsumsi media massa terbagi menjadi dua, yaitu pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.  Dalam pengaruh jangka pendek, khalayak dari media massa secara langsung melakukan hal yang disampaikan melalui media massa tersebut. Sedangkan, pengaruh dalam jangka panjang mempunyai kekuatan tertentu yang dapat mempengaruhi kehidupan khalayak yang menerima pesan, baik secara disadari maupun tidak. Misalnya tren fashion yang terdapat dalam film, dan acara media, diapdaptasi sebagai tren fashion di khayalak.

Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui tehnik-tehnik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa. Budaya massa adalah budaya populer, yang diproduksi untuk pasar massal. Pertumbuhan budaya ini berarti memberi ruang yang makin sempit bagi segala jenis kebudayaan yang tidak dapat menghasilkan uang, yang tidak dapat diproduksi secara massal bagi massa seperti halnya kesenian dan budaya rakyat.

“Dari sudut pandang ini, tidak ada perbedaan nyata antara produksi material dan kultural, antara produksi mobil dan produksi film.”

Produk-produk budaya massa standar yang memiliki formula dan berulang-ulang merupakan hasil dari pembuatan komoditas-komoditas kultural melalui bentuk-bentuk produksi lini, pembuatan rutin, khusus, terfragmentasi. Karya seni, misalnya, tidak dapat dihasilkan dengan cara seperti ini. Kompleksitas estetis seni sejati, kreativitasnya, eksperimen-eksperimennya, tantangan-tantangan intelektualnya, tidak dapat direalisasikan melalui teknik-teknik produksi budaya massa. Karya-karya semacam itu lebih bergantung pada hal-hal yang sama sekali bertentangan dengan produksi massal, kegeniusan penuh ilham dari diri sang seniman yang bekerja di luar batasan pasar komersial, dan melalui berbagai formula dan tekhnik komposisi standar yang telah dicoba dan diuji.

“Gambarannya adalah sebuah massa yang nyaris tanpa berpikir, tanpa merenung, menangguhkan segala harapan kritis, bersengkongkol dengan budaya massa dan konsumsi massa.”

Lahirnya masyarakat massa dan budaya massa, maka terjadi kekurangan sumber intelektual maupun moral untuk melakukan hal yang sebaliknya. Khayalak tidak dapat memikirkan alternatif-alternatif lain. Bidang budaya direduksi menjadi sebuah budaya massa umum. Seni jauh menembus batas cita-citanya, dan sudah kehilangan budaya rakyatnya. Budaya rakyat dihasilkan oleh sebuah komunitas terintergrasi yang tahu apa yang sedang dilakukan, yang telah menguasai tehnik-tehnik produksi, serta menjamin keaslian produknya. Sangat jauh dengan budaya massa yang harus diproduksi secara massal demi mendapat keuntungan material.

Pengaruh komunikasi massa bagi khayalak dan menjadi ciri massa adalah terciptanya Budaya Massa. Menurut Bennet dan Tumin, KEBUDAYAAN MASSA adalah : “seperangkat ide bersama dan pola perilaku yang memintas garis sosio-ekonomi dan pengelompokan sub-kultural dalam suatu masyarakat yang kompleks”. Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan industri produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan pada khalayak konsumen. Pengertian lainnya, budaya massa adalah budaya populer yang diproduksi untuk pasar missal. Sementara menurut Aliran Frankfurt, budaya populer adalah budaya massa yang dihasilkan industri budaya untuk stabilitas maupun kesinambungan kapitalisme. Budaya massa memiliki rumusan, berulang dan bersifat permukaan, mengagungkan kenikmatan, sentimental, sesaat dan menyesatkan dengan mengorbankan nilai-nilai keseriusan, intelektualitas, penghargaan atas waktu. Jadi budaya massa adalah suatu kebudayaan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektual, lebih cenderung pada pengembangan fantasi tanpa beban dan pelarian.

Fishwick dan Wilson mengakui bahwa BUDAYA POPULER sebenarnya dapat diartikan sebagai “ bentuk budaya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu masyarakat tertentu”. Budaya tersebut dipengaruhi berbagai rangsangan dari luar (termasuk media massa) yang tidak kita sadari namun membuat kita melakukannya.


Budaya massa dapat muncul dalam bentuk mengikuti selera masyarakat secara beramai-ramai memilih jenis produk seperti shampoo Pantene, sabun mandi Lux, pelembab Ponds, makan di pizza Hut, minum kopi di Starbuck, mendengarkan musik pop/dangdut, menggunting rambut ala Demi More, menjagokan Argentina pada perebutan piala dunia dan sebagainya. Budaya massa senang menciptakan dan memenuhi IMPIAN-IMPIAN. Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan HIBURAN, bukan ESTETIKA, KEDALAMAN atau KONTEMPLASI. Akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan, tidak begitu suka pada yang serius atau ‘berat-berat’. Hal ini pada akhirnya memunculkan penggolongan “BUDAYA TINGGI” dan “BUDAYA RENDAH”.



Dalam hal ini Media massa berperan penting dalam menyebarluaskan dan menyiarkan budaya massa ini. Publisitas, iklan dan reportase turut menunjang penyebarannya. Ghanney dan McQuail mengemukakan bahwa peranan media massa dalam kaitannya dengan budaya massa adalah mengendalikan dan mengarahkan perilaku khalayak konsumen (misalnya melalui iklan) atau juga perilaku politik pada sejumlah besar pemilih dalam PEMILU.

• Budaya Massa tidak hanya bersifat material tetapi juga immaterial, seperti cara berpendapat dan berpikir, cara merasakan sesuatu sampai pada tindakan tertentu. Budaya massa dapat berupa antara lain Novel, Lagu Pop, Karya budaya yang diproduksi untuk konsumsi massa, Karya Budaya Populer
• Seni hiburan populer dan biasanya juga komersial disebut juga KITSCH. Menurut Umar Kayam, KITSCH mempunyai ciri-ciri :
- Gampang dimengerti
- Gampang “dikunyah”
- Tidak menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya
- Tidak menuntut pemikiran yang mendalam dari khalayak
- Selalu siap sedia untuk “disantap” dengan langsung dan segera

Mengutip pendapat Ralp Lowenstein dan John Merril mengatakan bahwa ada 3 tahap perkembangan media massa dalam kaitannya dengan budaya massa :
1. Tahap Elit
Berlalunya perkembangan media cetak pada abad 16, maka BUDAYA ELIT yang merupakan budaya yang dimonopoli kaum berpendidikan dan kaum kaya serta para aristokrat perlahan memudar. Budaya elit mulanya mengacu pada suatu budaya masyarakat kelas atas. Pada saat itu pemisahan budaya kelas atas dengan kelas bawah masih sangat terasa. Masyarakat bawah hanya berfungsi sebagai penghibur kaum elit

2. Tahap Populer
Kondisi di atas tidak bertahan lama, perkembangan media massa memungkinkan rakyat biasa menikmati, mengikuti, mempelajari segala sesuatu yang sebelumnya hanya dinikmati oleh kelompok atas
Pada saat bangkitnya masyarakat untuk memiliki segala sesuatu berdasarkan terpaan media itulah timbul BUDAYA MASSA

3. Tahap Spesialisasi
AS dipandang dalam sejarah media massa sebagai bangsa yang mempelopori era spesialisasi media. Di AS timbul gerakan yang mengarahkan media kepada khalayak tertentu, baik secara demografis (berdasarkan usia, pekerjaan, jenis kelamin) maupun psikografis (berdasarkan gaya hidup, perilaku, sikap, pandangan). Pada tahap spesialisasi, media dikelola secara profesional kemudian diarahkan kepada khalayak yang sudah direncanakan terlebih dahulu.

Oleh karena itu, budaya massa adalah suatu kebudayaan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektual, cenderung pada pengembaraan fantasi tanpa beban dan pelarian. Budaya massa merupakan suatu kebudayaan yang mengingkari upaya berpikir dan menciptakan respons-repons emosional maupun sentimentalnya sendiri, dan bukannya meminta khayalaknya untuk menggunakan pikiran mereka dan mengusahakan respons mereka sendiri. Dalam pengertian ini, budaya massa mulai mendefinsikan realitas sosial untuk khayalak ramai. Oleh karenanya, ada kecenderungan menyerdehanakan dunia nyata dan mengabaikan persoalan-persoalannya. Jika masalah-masalah tersebut diketahui, maka biasanya budaya massa memperlakukannya di tingkat permukaan dengan menghadirkan solusi-solusi yang mudah dan keliru.

Budaya massa menyita waktu dan energi yang lebih baik digunakan untuk usaha-usaha lain yang lebih konstruktif dan bermanfaat—misalnya seni atau politik, ataupun penyadaran budaya rakyat. Budaya massa jelas memiliki dampak merugikan terhadap khayalaknya, membuat mereka menjadi pasif, melemahkan, rentan sehingga menjadi korban manipulasi dan eksploitasi.

Budaya massa juga mendorong komersialisme dan mengagungkan konsumerisme, dibarengi dengan berbagai kelebihan keuntungan dan pasar, dan juga mengingkari tantangan intelektual sehingga cenderung membungkam suara yang bertentangan karena ia merupakan sebuah kebudayaan yang melemahkan semangat dan membuat pasif.